IQNA

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

6:32 - January 12, 2018
Berita ID: 3471857
WALES (IQNA) - Orang-orang muslim di Wales terancam, kendati dalam kondisi ancaman tidak aman dan rentan, dan juga generasi mengalami pertentangan antara pengaruh budaya Barat dan Islam, namun pendidikan tinggi merupakan salah satu prestasi besar dari minoritas ini.

Menurut laporan IQNA dilansir dari walesonline, Wales termasuk bekas kerajaan yang sekarang membentuk Inggris, Inggris, Skotlandia dan Irlandia Utara.

Sejarah Islam di Wales kembali pada abad ke-12, dan populasi 46.000 umat Islam telah membentuk 3 juta populasi negara ini.

Laporan tersebut diperoleh dari beberapa bulan penelitian dan wawancara dengan umat Islam dan imam museum Wales untuk menjelaskan status umat Islam dan tantangan yang dihadapi mereka.

Jumlah dan Kondisi Muslim Wales

5.950.000 muslim tinggal di Wales, dengan perbandingan satu orang dari 60 warga Wales adalah muslim dan proporsi dengan umat muslim Inggris, yaitu 1 orang dari 20 warga Inggris, memiliki proporsi yang lebih sedikit dan di Cardiff, pusat Wales, perbandingan ini 1 banding 14.

Dua tahun yang lalu, Dewan Muslim Inggris memulai serangkaian riset luas dalam bidang statistik untuk memetakan kehidupan umat Islam di Inggris, yang menghasilkan cerita yang bagus untuk dikatakan:

Muslim Wales sangat beragam dalam hal rasial, dan tingkat perpecahan di antara mereka telah menurun.

Sepertiga muslim Wales berusia di bawah 15 tahun dibanding populasi seluruh Wales dan tingkat pendidikan sedang meningkat.

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

Tantangan dan Problem

Setengah dari muslim Wales tinggal di daerah yang serba kekurangan, sementara hanya 1,7% dari mereka tinggal di kawasan-kawasan Gentrifikasi.

Tingkat pengangguran sangat tinggi dan statistik penyakit di kalangan lansia banyak dilaporkan.

Salah satu tantangan utama wanita Wales adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kondisi lingkungan kerja dan kebiasaan tradisional lingkungan keluarga.

Daud Salman, 69, yang merupakan direktur Cardiff Islamic Center selama 27 tahun, berbicara tentang perubahan yang mempengaruhi komunitas muslim di Wales.

Menurutnya, rekonstruksi dan pengembangan Butetown di Cardiff sebagai dampak negatif pada kehidupan umat Islam.

Salman mengatakan, Butetown berubah secara signifikan dan tidak ada tempat seperti sebelumnya, umat muslim sebelumnya tinggal di sini, namun dengan dimulainya perluasan, mereka terpaksa memindahkan keluarga mereka.

Gambar-gambar dari tahun 1940 dan 1950 menunjukkan masyarakat muslim di  Butetown dan merayakan parade festival Islam dimana pada tahun-tahun pertama tersebut telah membentuk identitas sejati muslim Wales.

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

Pada tahun 1930, 1241 pelaut kulit berwarna Arab dari Yaman, Somalia (227), India (148), Mali (121), dan Mesir (49) tiba di Wales.

Dikatakan bahwa Syaikh Hasan Udaini, yang mengajar di kafe Mesir di Butetown Arabi, adalah muslim Wales pertama yang pergi berhaji dan membawa bendera Wales dengan bangga selama ziarah haji.

Tapi sekarang Salman, seperti muslim lainnya di Wales, merasa bahwa tingkat penganiayaan umat Islam telah meningkat.

Ia mengungkapkan, wanita muslim, saat mereka pergi ke jalanan dengan jilbab, menghadapi ancaman buruk, sementara wanita muslim sama sekali tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat.

Rahimah Zaman, salah seorang ibu muslim dengan mengisyaratkan sejumlah diskriminasi di tempat kerjanya dan terhadap putri 12 tahunnya di sekolah mengatakan, kata-kata yang didengar oleh pelajar muslim di sekolah sangat mengerikan, seringkali sesuatu dilemparkan ke arah mereka dan bunyi suara ledakan untuk mengejek siswa muslim; bagaimana mereka bisa menanggapi perilaku ini?

Diskriminasi terhadap Wanita Muslimah

Sejauh ini, ribuan perempuan kulit putih telah memeluk Islam di Inggris Raya, dimana hanya pada tahun 2010 saja, seratus ribu wanita dengan berumur rata-rata 28 tahun telah memeluk Islam.

Rahimah Zaman terkait diskriminasi terhadap para wantia muslim berkulit putih mengatakan, saya kenal wanita muslim kulit putih, terpaksa bermigrasi ke daerah di luar Cardiff karena diskriminasi dan pelecehan, dan kendati kulitnya mereka sama dengan tetangganya, namun merekapun diancam dan dibenci dikarenakan memiliki hijab.

Amanda Morris, keturunan Kananda yang memeluk Islam di usia 25 tahun, terkait diskriminasi terhadap gadis-gadis muslim mengatakan, ada gadis-gadis yang menyimpan agama mereka sebagai rahasia dalam keluarga, karena kedua orang tua mereka jika mengetahui hal tersebut, maka akan mengusirnya dari rumahnya.

“Salah satu guru sekolah menyelenggarakan kunjungan ke Masjid dan Sinagoga Yahudi, di mana 30 % orang tua tidak mengizinkan murid mereka untuk mengunjungi masjid,” imbuhnya.

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

Statistik Kejahatan yang Muncul dari Kebencian

Statistik perumahan menunjukkan bahwa 2941 kejahatan yang muncul dari kebencian terhadap muslim dicatat oleh polisi Wales antara tahun 2016 dan 2017.

Sejak tahun 2001, muslim Wales menderita pelecehan dan serangan kebencian.

Ana Miah, Sekretaris Masjid Shah Jalal di Cardiff, yang berada di tengah ketegangan suku, mengatakan, salah satu penganiayaan yang saya lihat adalah ketika kami meninggalkan masjid, dan pada saat bersamaan seorang pria Wales menurunkan kaca mobilnya dan menghina kami.

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

Jumlah Masjid Wales

Masjid pertama di Wales dibangun pada tahun 1947 di kota Cardiff, yang dibangun oleh seorang pelaut muslim.

Ada 40 masjid di Wales, kebanyakan di kota Cardiff dan Newport, dan ada 18 masjid di Cardiff, termasuk masjid-masjid muslim Somalia, Arab, Pakistan, Bangladesh dan Sufi.

Kota Newport memiliki 7 masjid, yang sedang merancang juga pembangunan 8 masjid lainnya.

Kesuksesan dan Kebanggaan, Prestasi Muslim Wales dalam Bayangan Diskriminasi

http://iqna.ir/fa/news/3679905

 

 

captcha