IQNA

Islamologis Jerman, Kajian Alquran dan Komparasi dengan Injil

16:17 - June 24, 2018
Berita ID: 3472277
JERMAN (IQNA) - Tilman Nagel, Orientalis dan Islamologis Jerman lahir pada tahun 1942 di Cottbus, Brandenburg.

 Islamologis Jerman, Kajian Alquran dan Komparasi dengan Injil

Menurut laporan IQNA dilansir dari canel Telegram Islam dan Jerman (Eropa), Prof. Tilman Nagel memulai studinya di Universitas Bonn, dan di universitas yang sama ia menerima gelar doktornya di Studi Oriental dan Ilmu Agama.

Setelah belajar di universitas Göttingen, ia bekerja sebagai profesor studi Islam, bahasa dan sastra Arab.

Tilman Nagel adalah salah satu dari beberapa sarjana Jermanis kontemporer yang telah menulis karya-karya rinci yang telah menjadi buku referensi di antara para Islamologis Jerman lainnya.

Sebagai contoh, buku, "Muhammad, Beografi dan Mitos", yang diterbitkan pada tahun 2008, memiliki volume sekitar 1.000 halaman dan merupakan salah satu buku paling komprehensif yang pernah ditulis tentang deskripsi kehidupan Nabi dalam bahasa Jerman. Buku ini mengupas keberadaan Nabi dan kehidupannya dengan cara historiografi dan analitis berdasarkan berbagai sumber (sumber-sumber non-Muslim).

Bertolak dengan banyak rekan-rekannya yang menerjemahkan Alquran, ia mengkaji semantik dan isi Alquran, juga dalam buku "Alquran, Pengantar, Teks dan Deskripsi," ia mengkaji aspek sastra, sejarah dan teologis Alquran, juga dalam beberapa tempat membandingkan Injil dengan isi Alquran.

Tilman Nagel menguasai bahasa Arab dengan baik dan banyak dari penelitiannya memiliki tendensi linguistic. Ia memiliki analisis historis yang penting tentang berbagai masalah.

 Islamologis Jerman, Kajian Alquran dan Komparasi dengan Injil

Karena kegiatan penelitian dan karya yang diterbitkan oleh Nagel, ia dapat dikategorikan sebagai salah satu ahli Islam kontemporer dan sangat terampil, tetapi ini tidak berarti bahwa karya-karyanya tanpa cela dan gagasannya benar-benar deduksi dari Islam.

Saat wawancara dengan situs analisis pada bulan November 2009, tentang pertanyaan seorang wartawan apakah interpretasi damai terhadap Islam itu mungkin ataukah tidak, ia mengatakan bahwa ini tidaklah mungkin. Islam pada dasarnya tanpa kekerasan dan bahwa Alquran merekomendasikan cara-cara kekerasan pada kasus-kasus tertentu. Dia juga menyarankan bahwa "Islamofhobia" tidak boleh dikecualikan karena ia percaya bahwa Islam pada dasarnya tidak kompatibel dengan Hak Asasi Manusia, oleh karena itu, harus ada pembatasan permanen pada mereka.

Tentunya, pandangan Profesor Nagel ini banyak menunai kritik, terutama dari kalangan muslim, dan kritik ini juga mengena, namun interpretasi dan persepsi para teolog dan para pemikir muslim kontemporer yang percaya pada interpretasi lain tentang Islam, tidak terlalu diperhatikan

 

http://iqna.ir/fa/news/3724689

 

 

captcha