IQNA

Operasi Pemulangan Para Pengungsi Rohingya Gagal

11:18 - November 17, 2018
Berita ID: 3472663
MYANMAR (IQNA) - Operasi pemulangan para pengungsi Rohingya ke Myanmar gagal karena tidak adanya pendatang sukarelawan pada hari pertama.

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs Arakan, operasi pemulangan para pengungsi Rohingya ke Myanmar, yang dijadwalkan akan dimulai Kamis (14 November), gagal karena tidak adanya pendatang sukarelawan di perbatasan.

Sementara itu, beberapa kendaraan bus di perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar siap untuk memindahkan orang-orang yang secara sukarela kembali ke rumah mereka di Myanmar dan Mohammad Abul Kalam, ketua komisi Bangladesh dalam urusan pengungsi juga berada di perbatasan, tetapi karena tidak adanya orang, operasi kembali dibatalkan.

Sementara itu, ribuan demonstran Rohingya berkumpul di pasar Cox’s Bazar (wilayah perbatasan Myanmar dan Bangladesh) kemarin dengan mengusung slogan-slogan yang mengatakan: "Kami menginginkan keadilan."

Kelompok pertama pengungsi Rohingya dijadwalkan dipindahkan ke Myanmar kemarin. Namun, aktivis hukum memperingatkan bahwa kondisi di Myanmar untuk pemulangan umat Muslim yang kabur ke Bangladesh karena tindakan kekerasan pemerintah Myanmar tidak tersedia.

Maung Zarni, koordinator hubungan strategis organisasi populer yang disebut "Koalisi Burma Bebas," juga melalui sebuah laporan analisis memperingatkan bahwa "pemulangan wajib Muslim Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar, dimana tempat genosida berlangsung," akan menjadi "kejahatan terhadap kemanusiaan."

Dalam laporan tersebut, yang ia tulis untuk situs Anadolu, menyatakan bahwa pemulangan paksa Muslim Arakan ke tanah air mereka tanpa memberikan jaminan keamanan adalah bertentangan dengan hukum internasional dan menambahkan bahwa tanggung jawab untuk mengamankan kehidupan orang-orang ini tidak dapat pasrahkan kepada pemerintah Myanmar.

Zarni melanjutkan, Robert Mardini, seorang pejabat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Myanmar, mengatakan kepada wartawan beberapa hari yang lalu bahwa kondisi untuk pemulangan para pengungsi Muslim Arakan ke Myanmar secara sukarela, sehat dan terhormat belum tersedia.

Tentara Myanmar memulai serangannya terhadap minoritas Muslim di kawasan Rakhine pada 25 Agustus tahun lalu. Ribuan warga sipil Rohingya tewas dalam serangan ini dan sekitar 350 desa dibakar oleh tentara dan ekstremis Buddhis.

Menurut laporan PBB baru-baru ini, jumlah Muslim yang telah melarikan diri dari kekerasan tentara Myanmar dan ekstremis Buddhis sejak 25 Agustus dan telah berlindung di kamp-kamp dan rumah sementara di pinggiran Cox’s Bazar Bangladesh mencapai hampir 700.000 orang.

 

http://iqna.ir/fa/news/3764378

 

captcha