IQNA

IQNA:

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

7:27 - July 13, 2020
Berita ID: 3474395
TEHERAN (IQNA) - Berlawanan dengan gambaran populer, badan amal Islam tidak terbatas pada makanan dan bantuan medis, tetapi juga mengejar berbagai program untuk memajukan hak-hak perempuan dan lingkungan; Di antara lembaga non-pemerintah ini adalah Lembaga Bantuan Islam (Islamic Relief) dengan lebih dari 40 cabang di seluruh dunia.

IQNA melaporkan, pertumbuhan populasi Muslim di Barat telah menyebabkan pada pembentukan banyak lembaga non-pemerintah untuk tujuan amal atas prakarsa Muslim dan beberapa darinya sebagai badan amal terbaik di negara-negara Barat, sementara sebagian besar lembaga ini menyediakan layanan tidak hanya untuk Muslim tetapi untuk semua orang, terlepas dari ras dan agama. Selain kegiatan-kegiatan domestik, lembaga amal ini memperluas bidang kegiatan mereka secara internasional. Misalnya, Amerika Serikat saat ini menjadi tuan rumah setidaknya 15 badan amal Islam utama, yang paling penting adalah Islamic Medical Association of North America dan American Muslim Health Professionals, yang menyediakan layanan amal medis untuk Muslim maupun non-Muslim.

Inggris, sebagai salah satu negara Eropa dengan minoritas Muslim terbesar, telah menjadi tempat pendirian badan amal Islam, yang paling penting adalah Lembaga Bantuan Islam (Islamic Relief), yang memiliki program bantuan dan kemanusiaan di lebih dari 40 negara, terlepas dari ras, afiliasi politik, gender atau kepercayaan, melayani masyarakat yang membutuhkan. Dalam laporan ini, kami bermaksud untuk menjadi lebih akrab dengan tujuan peluncuran dan beberapa kegiatan kemanusiaan lembaga ini.

Terlepas dari tindakan kemanusiaan lembaga amal itu, rezim Zionis melarang lembaga itu pada Juni 2014, dengan mengklaim bahwa lembaga itu didanai oleh Hamas. Tak lama setelah larangan itu, kantor amal di Tepi Barat diserang oleh pasukan keamanan rezim ini, dan selain menghancurkan komputer pusat, file yang berkaitan dengan kegiatan bantuan Islam disita. Dalam serangan ini, tidak ditemukan bukti bahwa badan amal itu terhubung dengan terorisme yang diklaimkan rezim Zionis. Tahun lalu, lembaga itu menantang keputusan rezim Zionis di pengadilan-pengadilan rezim ini untuk melarang kegiatan amal di wilayah Palestina.

Pendirian amal untuk membantu orang-orang kelaparan

Sejarah Amal Islam Islamic Relief kembali ke 1980-an. Lembaga ini didirikan pada tahun 1984 oleh seorang mahasiswa kedokteran Mesir bernama Dr. Hany El-Banna dan sejumlah mahasiswa Muslim di Birmingham, Inggris. Tujuan asli badan amal itu adalah untuk membantu orang-orang yang dilanda kelaparan di Afrika, dan untuk mengumpulkan uang, para anggota badan amal pergi ke rumah-rumah dan masjid-masjid untuk mengumpulkan sedekah dan sumbangan masyarakat untuk orang-orang yang dilanda kelaparan dan menyediakan makanan.

Setahun kemudian, Sudan adalah negara pertama yang memberikan bantuan Islam ke sebuah proyek amal; dukungan finansial untuk peternakan unggas. Selain itu, anggota kelompok dengan menyewa sebuah kantor di lingkungan Mosely di Birmingham (Mosely), menemukan tempat permanen untuk kegiatannya. Di sisi lain, ketika kelaparan berlanjut di Afrika, Islamic Relief meningkatkan kegiatannya, yang hasilnya bantuan 100.000 Pound bagi mereka yang membutuhkan.

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Islamic Relief tumbuh pesat dan dalam lima tahun mulai beroperasi di Mozambik, Pakistan, Malawi, Irak, dan Afghanistan. Kegiatan kelompok ini meliputi keadaan darurat seperti mendistribusikan pakaian, makanan, perawatan medis, dan meluncurkan proyek jangka panjang yang sekarang dikenal dengan nama mendukung satu persatu anak yatim, One-to-One Orphan Sponsorship.

Saat ini, Islamic Relief menjalankan amal di lebih dari 40 negara, dan selain kantor pusatnya, sekarang di distrik Digbeth, Birmingham, memiliki kantor di Bangladesh, Amerika Serikat, Jerman, Irak, dan Lebanon, Swedia, Australia, Malaysia, Afrika Selatan dan Mali.

Pemberdayaan dengan tujuan amal

Secara umum, program lembaga Islamic Relief tidak terbatas pada bantuan seperti makanan dan perawatan kesehatan. Memerangi kemiskinan dan berusaha memberdayakan masyarakat adalah salah satu tujuan bantuan Islam. Islamic Relief, di sisi lain, telah terlibat dalam krisis seperti Perang Balkan selama 35 tahun terakhir untuk mengurangi dampak konflik militer terhadap warga sipil dan untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri menghadapi krisis bencana alam.

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Selama perang Bosnia dan Kosovo pada tahun 1990, Islamic Relief memberikan bantuan kemanusiaan yang luas di Afghanistan, Irak, dan menyediakan layanan medis, serta mengelola kamp-kamp pengungsi di Darfur, Sudan, dan negara itu dalam bencana alam, termasuk tsunami Asia 2004, gempa bumi Kashmir pada tahun 2005 dan kekeringan di Tanduk Afrika memiliki kehadiran aktif di daerah yang terkena dampak.

Tindakan internasional terbaru oleh Lembaga Bantuan Islam telah mencakup perlindungan 2,5 juta orang yang berisiko kelaparan dan penyakit di Yaman. Bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan bantuan kepada 1,4 juta orang di Suriah yang dilanda perang adalah beberapa kegiatan bantuan Islam lainnya di zona perang di Idlib. Islamic Relief juga memiliki program distribusi makanan global tahunan selama Ramadan dan Idul Adha, yang bertujuan untuk membantu orang yang berisiko kerawanan pangan.

Kegiatan di bidang lingkungan dan hak-hak perempuan

Selain isu-isu seperti perang melawan kemiskinan, Islamic Relief telah aktif dalam masalah sosial lainnya. Pada Agustus 2015, Islamic Relief menerbitkan sebuah pengumuman Perubahan Iklim Islam bekerja sama dengan dua badan amal lainnya, Green Faith dan The Islamic Foundation for Ecology and Environmental and Sciences serta meminta komunitas Muslim untuk memainkan peran aktif terkait kegiatan lingkungan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pengumuman tersebut disertai dengan dukungan dari para pemimpin Muslim untuk mendukung lingkungan hidup. Pengumuman itu dibuat di Konferensi Istanbul dan dipresentasikan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris yang disebut COP21. Selain itu, pada 2017, Islamic Relief mengimplementasikan 50 proyek di seluruh dunia untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Islamic Relief juga aktif di bidang hak-hak perempuan. Pada 2018, pada konferensi Komisi PBB tentang Status Wanita di New York, lembaga ini mengeluarkan pernyataan Islam tentang keadilan gender. Pernyataan itu menyerukan aksi melawan ketidaksetaraan gender dari perspektif Islam dan berupaya memerangi diskriminasi dan kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak perempuan di masyarakat Muslim. Pernyataan tersebut saat ini sedang dikonsultasikan dengan para pemimpin agama, lembaga non-pemerintah, afiliasi PBB dan kelompok sosial aktif. Pengumuman ini adalah bagian dari kinerja Islamic Relief untuk keadilan gender, yang mencakup memerangi pernikahan dini dan paksa, kekerasan dalam rumah tangga dan sterilisasi wanita. (hry)

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Distribusi makanan di kalangan Muslim Sri Lanka selama Ramadan 2020

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Mengatasi status kesehatan wanita di Afghanistan dalam krisis Corona

Lembaga Bantuan Islam; Dari Kelaparan hingga Hak-hak Perempuan dan Lingkungan

Distribusi paket obat-obatan dan barang-barang kesehatan di Yaman yang dilanda perang

3907630

captcha