IQNA

Presiden Pakistan Menekankan Kesatuan Mazhab dan Berlepas Diri dari Takfiri

15:37 - September 23, 2020
Berita ID: 3474619
TEHERAN (IQNA) - Pada Konferensi Persatuan Bangsa, Presiden Pakistan, sambil berlepas diri dari fenomena buruk takfiri, menekankan perlunya koordinasi para pengikut mazhab Islam dan konsolidasi persatuan di seluruh negeri.

The News melaporkan, Presiden Pakistan Arif Alvi mengatakan pada konferensi bertajuk "Persatuan Bangsa" yang diadakan Senin, 21 September, di hadapan tokoh-tokoh mazhab, ulama Syiah dan Sunni, Menteri Agama dan pejabat senior Pakistan lainnya di Istana Presiden, mengatakan: “Terorisme, ekstremisme, kekerasan sektarian, pembunuhan dan perusakan terjadi atas nama agama dan melawan Islam. Semua sekolah dan pemimpin agama telah menyatakan penentangan mereka terhadap terorisme atas nama agama. Tidak ada pembicara dan pengkhotbah dalam pidatonya yang menghina para nabi dan Ahlulbait (as). Jika ada yang mengucapkan kata-kata menghujat, semua aliran akan berlepas diri dari jumlah itu.”

Dia menekankan: Takfiri seharusnya tidak mendapat tempat di antara kita. Kita harus tahu bahwa tidak ada yang berhak mengucilkan seorang Muslim atau menghina keyakinan dan situs-situs mereka.

“Hanya fatwa- fatwa yang dikeluarkan berdasarkan Alquran dan hadis Nabi yang dianggap sah. Tidak semestinya seseorang menghina sahabat Nabi Muhammad (saw), khalifah dan istri Nabi (saw). Pemerintah harus menangani mereka yang melanggar tempat ibadah minoritas dan kehidupan serta harta benda mereka,” ucap Alvi.

200  ulama Muslim terkemuka, tetua, ulama agama dari berbagai mazhab, duta besar dari berbagai negara Arab dan Eropa, dan menteri federal menghadiri konferensi tersebut, dan menyerukan tanggapan bersama terhadap fatwa- fatwa buatan sendiri yang bertentangan dengan Alquran dan ajaran Islam, dan penghormatan terhadap hak-hak minoritas dan pengikut agama dan identifikasi serta perlakuan hukum terhadap pelaku-pelaku takfiri sangat ditekankan, terutama pada masa Muharram. (hry)

 

3924516

captcha