IQNA

Profesor Sejarah, Universitas Diliman, Filipina:

Peran Dialog Antar Agama dalam Menghilangkan Problem Sosial

14:01 - January 23, 2023
Berita ID: 3477915
TEHERAN (IQNA) - Maria Bernadette L. Abrera menyatakan bahwa dialog antar agama atau bentuk dialog lainnya membuka ruang wacana yang menawarkan perspektif alternatif untuk memecahkan masalah sosial; penting untuk memanusiakan "memahami dan memberi pemahaman ke yang lain".

Maria Bernadette L. Abrera adalah profesor sejarah Kristen di Universitas Filipina Diliman. L. Abrera memfokuskan penelitiannya pada kategori sejarah budaya dan status perempuan di Filipina sebelum penjajahan Spanyol.

Maria Bernadette L. Abrera dalam sebuah wawancara dengan kantor berita IQNA, menanggapi alasan meningkatnya ekstremisme di antara para pengikut berbagai agama dalam beberapa tahun terakhir, dengan menekankan peran agama sebagai identitas budaya dan sosial masyarakat. “Agama memberikan identitas budaya dan rasa kepemilikan sosial. Mempraktikkan agama adalah modal sosial yang dikaitkan dengan hasil positif seperti toleransi, pengorbanan atau menemukan tujuan hidup,” ucapnya.

“Ekstremisme agama, yang juga digunakan sebagai pengganti fundamentalisme agama, merupakan fenomena negatif dan dikaitkan dengan konsekuensi negatif seperti fanatisme dan kekerasan. Ekstremisme agama terjadi ketika kepercayaan dan afiliasi masyarakat digunakan oleh kelompok dengan agenda radikal untuk tujuan politik. Dengan cara ini, agama digunakan untuk mendapatkan kekuasaan politik,” lanjut L. Abrera.

Dalam menanggapi peran dialog antar umat beragama dalam mencegah terjadinya perilaku dan tindakan ekstrim dari pemeluk berbagai agama, profesor sejarah Kristen di Universitas Filipina Diliman mengatakan, “Dialog antar agama adalah cara di mana penganut agama yang berbeda dapat berkumpul bersama dalam suasana saling menghormati dan bebas.”

Di penghujung, L. Abrera menggambarkan hubungan antar pemeluk berbagai agama, khususnya Muslim dan Kristen di Filipina sebagai hubungan yang tenang dan jauh dari ketegangan. “Ada suasana penerimaan dan perdamaian antara Muslim dan Kristen di Filipina,” ucapnya.  (HRY)

 

4113114

captcha