Menurut laporan IQNA dilansir dari Daily Sabah, Sit Thomturk, Ketua Asosiasi Turkestan Timur pada peringatan 10 tahun pemberontakan Urumqi di wilayah Xinjiang, mengatakan beberapa juta Muslim Uighur telah dipenjara oleh China di kamp-kamp Turkistan timur di provinsi Xinjiang.
Menurut aktivis Uighur tersebut, China telah menggunakan segala cara yang mungkin untuk menghilangkan identitas etnis dan agama Muslim Uighur.
Puluhan Muslim Uighur telah terbunuh dan ratusan lainnya terluka dalam pemberontakan di Urumqi, provinsi Xinjiang di barat laut China pada 2009.
Thomturk lebih lanjut mengatakan bahwa China berusaha menghilangkan identitas dan budaya Uighur melalui tindakan seperti larangan alfabet Uighur, penghancuran masjid dan warisan sejarah mereka.
Dia menekankan bahwa China, meskipun ada laporan dari PBB dan Uni Eropa, telah menyanggah apa yang disebut "kamp pelatihan" selama bertahun-tahun.
Sekitar 10 juta Muslim Uighur tinggal di provinsi Xinjiang China, dan telah menuduh pemerintah China melakukan diskriminasi budaya, agama, dan ekonomi.
Menurut para ahli PBB, satu juta Muslim Xinjiang dipenjara dalam jaringan besar "kamp-kamp politik-pendidikan."