IQNA

Kampanye Biden Berwasilah dengan Alquran dan Hadis untuk Menarik Muslim/ Harapan Mengubah Kebijakan Kebencian

8:13 - November 03, 2020
Berita ID: 3474746
TEHERAN (IQNA) - Menjelang pemilihan presiden AS, umat Islam di Amerika Serikat berharap untuk mengakhiri era sulit anti-Islamisme pemerintahan Trump dengan memilih Biden dan memenuhi janjinya untuk mengakhiri diskriminasi terhadap Muslim dan menghormati hak-hak hukum mereka.

Al Jazeera melaporkan, dalam beberapa hari terakhir, banyak Muslim di Amerika Serikat telah melihat foto kandidat Demokrat, Joe Biden dan wakilnya, Senator Kamala Harris," bersama dengan ayat 5 surah Al-Insyirah: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Jika Anda menanggung kesulitan, Allah swt akan akan membukakan pintu-pintu kemudahan. Gambar ini dibagikan di jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, dan jaringan lain.

Langkah baru Biden untuk menarik pemilih Muslim datang kurang dari dua minggu sebelum pemilu untuk memastikan bahwa umat Islam dalam pemilu mendatang, terutama di beberapa negara bagian dengan mayoritas yang tidak pasti, di mana suara Muslim dapat memainkan peran penting dalam menentukan hasil, mereka memilih Biden.

Jumlah pasti Muslim di Amerika Serikat tidak diketahui, dan tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang berhak memilih karena undang-undang AS melarang pengumpulan informasi tentang keyakinan-keyakinan agama pada sensus resmi.

Kendati demikian, para ahli memperkirakan bahwa Muslim membentuk antara 1% - 2% dari total populasi AS yang berjumlah 330 juta; Artinya, ada sekitar 3,3 juta - 6,6 juta Muslim di Amerika Serikat yang tersebar di seluruh negara bagian.

Upaya Impersif Biden untuk menarik umat Islam

Sementara Presiden AS, Donald Trump tidak berusaha menjangkau pemilih Muslim, Biden telah berulang kali mencoba menjangkau mereka dengan berbagai cara.

Kampanye Biden Berwasilah dengan Alquran dan Hadis untuk Menarik Muslim/ Harapan Mengubah Kebijakan Kebencian

Biden telah berjanji untuk mendukung Muslim yang telah menjadi sasaran pelecehan dan rasisme meskipun tetap melayani komunitas Amerika, dan menurut situs kampanyenya, ia mengumumkan akan mencabut larangan perjalanan pemerintahan Trump terhadap warga beberapa negara Islam pada hari pertama kerja pemerintahannya.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Mohsen al-Rifai, seorang pemilih Muslim dari New Jersey yang memiliki restoran yang menyajikan makanan halal, mengatakan dia lebih memilih Biden. Al-Rifai menambahkan: "Bertentangan dengan apa yang kami lihat dari Trump, Biden tidak memiliki catatan penganiayaan terhadap Muslim."

Beberapa hari yang lalu, Biden berkata dalam sebuah pesan video kepada para Advokat Islam, yang mencakup sekelompok pengacara dan aktivis Muslim yang bekerja untuk membela hak-hak sipil Muslim: “Saya sebagai Presiden akan bekerja dengan Anda untuk mengeluarkan racun kebencian dari tubuh masyarakat; Kami mengapresiasi partisipasi sosial Anda dan kami selalu meminta pendapat-pendapat Anda."

Biden menekankan partisipasi Muslim dalam pemerintahannya dan berkata: “Pemerintahan saya akan seperti Amerika Serikat dan akan memiliki perwakilan Muslim di semua tingkatan dan akan melayani mereka.”

Biden mengulangi pernyataan positifnya tentang Muslim di sebuah acara beberapa minggu lalu oleh organisasi Emgage, sebuah kelompok yang aktif di bidang hak politik Muslim, pada konferensi virtual bertajuk "Pertemuan Sejuta Suara Muslim"; Lebih dari 3.000 Muslim Amerika menghadiri acara tersebut.

Biden adalah kandidat presiden pertama dalam sejarah AS yang berbicara dengan organisasi Muslim Amerika sebelum pemilihan; Sebelumnya, tidak ada kandidat presiden - Republik atau Demokrat - yang berbicara dengan mereka selama kampanyenya.

Gambar Biden dan Harris dengan ayat Alquran adalah setelah Biden memulai pidatonya dengan mengutip sebuah hadis Nabawi di Organisasi Emgage: “Barang siapa di antara kalian melihat sebuah kemunkaran, hendaklah ia merubahnya.”

Dalam pesannya kepada Muslim Amerika, Biden berfokus pada fenomena Islamofobia yang disebarkan oleh kebijakan dan sikap Donald Trump. Dia telah membuat banyak janji kepada pemilih Muslim di situs kampanyenya, yang paling penting adalah:

- Berakhirnya larangan masuknya warga negara beberapa negara Muslim di beberapa negara pada hari kerja pertama pemerintahannya.

- Memerintahkan Departemen Kehakiman AS untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk memerangi kejahatan melawan kebencian anti-agama.

- Memastikan partisipasi Muslim yang lebih besar dalam posisi-posisi resmi pemerintah.

- Memperluas perawatan kesehatan untuk semua orang Amerika, termasuk Muslim, tanpa memandang pendapatan atau ras.

- Investasi dalam pertumbuhan ekonomi Amerika, termasuk Muslim, dengan menaikkan upah minimum menjadi $ 15 per jam, memperkuat kemitraan publik-swasta, dan menghilangkan kesenjangan upah.

- Mengecam pelanggaran hak-hak umat Islam di seluruh dunia, termasuk kasus pelanggaran hak-hak Muslim Uighur di Cina dan Rohingya di Myanmar.

Kampanye pemilunya mengumumkan, Biden tahu bagaimana memperlakukan Muslim Amerika dan memprioritaskan masalah-masalah yang mempengaruhi mereka. Sebagai Presiden, dia akan bekerja untuk melindungi hak-hak dasar dan sipil Muslim Amerika, untuk melindungi hak-hak fundamental dan sipil mereka, menjaga keragaman komunitas Muslim Amerika, untuk memastikan perawatan kesehatan yang memadai, dan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman. Dia akan membuat ekonominya lebih tangguh dan inklusif dengan bantuan kelas menengah, dan membuat komunitas minoritas lebih aman.

Kebijakan kebencian Trump terhadap Muslim

Pada saat yang sama, banyak penelitian independen menunjukkan bahwa retorika permusuhan Donald Trump berkontribusi pada bertambahnya serangan rasis dan serangan terhadap Muslim Amerika berdasarkan diskriminasi agama.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh The Social Science Research Council (SSRC) menunjukkan bahwa retorika dan kebijakan-kebijakan Trump terhadap Muslim telah memicu Islamofobia dan kebencian dengan meluncurkan kampanye-kampanye palsu di media sosial, terutama Twitter.

Kampanye Biden Berwasilah dengan Alquran dan Hadis untuk Menarik Muslim/ Harapan Mengubah Kebijakan Kebencian

Salah satu lembaga pemikir terkemuka di Amerika Serikat menyalahkan wacana politik Donald Trump dan media sayap kanan karena menyebarkan kebencian anti-Muslim. Laporan FBI juga menunjukkan bahwa kejahatan anti-Muslim meningkat sekitar 19 persen selama era Trump.

Kendati demikian, Rifai mengatakan tidak semua Muslim memiliki konsensus untuk memilih Demokrat, dan beberapa anak muda senang dengan kebijakan pengurangan pajak penghasilan Trump. (hry)

 

3932804

captcha