IQNA

Para Pembicara Webinar Malaysia:

Pembakaran Alquran Singkap Wajah Tersembunyi Arogansi dan Rasisme Barat

6:55 - August 05, 2023
Berita ID: 3478730
MALAYSIA (IQNA) - Para peserta webinar “Telaah Perlunya Menjaga Kesucian Situs-Situs Agama” di Malaysia menekankan, penghinaan terhadap situs-situs suci Islam dan penodaan Alquran merupakan tanda kemunafikan di negara-negara Barat dan mengungkap wajah tersembunyi arogansi dan rasisme Barat yang tersembunyi.

Menurut Iqna, webinar bertajuk “Telaah Perlunya Menjaga Menjaga Kesucian Situs-Situs Agama” dengan dihadiri para pemikir dan cendekiawan Malaysia dan Iran serta kerjasama Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, Konsultasi Budaya Republik Islam Iran di Malaysia dan dengan partisipasi Sekretariat Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), Kamis, 3 Agustus 2023.

Webinar ini diselenggarakan di bawah pengelolaan MAPIM dan implementasi program dimulai oleh Waqar Ahmad dari pusat ini dengan dihadiri oleh sekelompok peminat dan pembicara.

Di awal webinar ini, Waqar Ahmed, pembawa acara menjelaskan tujuan webinar ini dalam pidato singkat dan memperkenalkan pembicara dan kemudian mengundang pembicara untuk mempresentasikan pidatonya.

Pembicara pertama webinar ini adalah Elsi Yaziji, seorang aktivis hak asasi manusia Albania-Kanada dan seorang profesor di Universitas Islam Malaysia. Dia mengajar sejarah modern Rusia, Ottoman dan negara-negara Muslim di departemen sejarah Universitas Islam Internasional Malaysia.

Dalam webinar ini, Elsi Yaziji merujuk pada penistaan Alquran di Swedia, menganggap tindakan ini sebagai kelanjutan dari proyek-proyek yang didefinisikan di bidang anti-Islamisme di negara-negara Barat.

Guru besar Universitas Islam Malaysia ini juga menunjuk gagasan "Mahathir Muhammad" dalam mempromosikan toleransi beragama di Malaysia dan mengatakan: “Malaysia adalah contoh toleransi beragama yang baik. Pemimpin seperti Mahathir Muhammad telah mencoba menyebarkan pemikiran ini di dunia Islam dan menentang penyalahgunaan standar ganda dalam penodaan nilai-nilai Islam oleh Barat.”

Pembicara kedua webinar ini adalah Presiden Majelis Musyawarah Ormas Islam Malaysia, Mohd Azmi Abdul Hamid (MAPIM). Dia adalah pemenang International Islamic Human Rights Award edisi kelima. Dia memenangkan penghargaan internasional ini karena kegiatan kemanusiaannya untuk menggerakkan dan memobilisasi kelompok masyarakat di Malaysia melawan penyalahgunaan atau pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, India, Palestina yang diduduki, Suriah, Yaman, Sri Lanka dan Nigeria. Dia telah diapresiasi oleh Presiden Iran, Pakistan dan Turki serta Raja Malaysia untuk kegiatan hak asasi manusianya.

Di awal pidatonya, Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan: “Islamofobia, diskriminasi terhadap Muslim dan xenofobia di Eropa adalah fenomena yang telah melewati batas peringatan dan bergerak di jalur yang berbahaya. Jalan yang menghadapkan umat Islam di benua ini pada insiden dan peristiwa yang lebih berbahaya daripada sebelumnya. Insiden penistaan Alquran di Eropa baru-baru ini terjadi setelah serangkaian tindakan oleh beberapa politisi Denmark-Swedia ekstrim sayap kanan dan rasis yang telah memperingatkan tentang konsekuensi dari tindakan ini terhadap komunitas Muslim dalam pernyataan yang dibuat oleh Dewan MAPIM selama beberapa tahun terakhir.”

Habib Reza Arzani, Konselor budaya Iran di Malaysia, menjadi pembicara ketiga webinar ini. Arzani menjelaskan argumentasinya dalam pidato berjudul “Siroh Alquran tentang Situs-situs Suci” dengan mengutip ayat dan hadis, ia mengatakan: “Dalam banyak agama di dunia, ada hal-hal tertentu seperti kitab-kitab agama bahkan karya-karya yang diyakini milik pendiri agama, dianggap suci oleh para pengikut agama”. (HRY)

Pembakaran Alquran Singkap Wajah Tersembunyi Arogansi dan Rasisme Barat

4160088

captcha